Senin, 27 Desember 2010

BAGAIMANA CARA IKHLAS.??

Assalamu'alaikum
pak ustadz..mau tanya
bagaimana cara
memelihara kesabaran
dan ikhlas?dan
bagaimana cara agar kita
selalu berpikiran positif
dan meyakinkan diri
sendiri bahwa kita bisa
dalam menghadapi
sesuatu?
16 September jam 21:32 ·
Suka
Tanya Jawab Masalah
Islam waalaikum salam,
wr,wb.
Tips Cara Melatih
kesabaran Kita
Menghadapi Berbagai
Situasi, Kondisi Dan
Toleransi
Setiap orang pasti ingin
memiliki kesabaran
tingkat tinggi. tetapi
bagaimana caranya agar
kita bisa bersabar ketika
sedang menunggu teman
yang sudah membuat
janji dengan kita tetapi
teman yang kita tunggu
tidak datang-datang?
untuk menumbuhkan
kesabaran yang kita
miliki ada beberapa kiat,
antara lain :
pertama
berpikir positif terhadap
hal-hal yang menimpa
kita. anggaplah itu
adalah ujian bagi kita dan
kita akan lulus ujian.
kedua
perbanyak membaca ilmu
pengetahuian. Hal ini
dilakukan agar kita bisa
memahami lebih banyak
tentang kekurangan yang
kita miliki, sehingga kita
akan semakin merasa
betapa banyaknya ilmu
pengatahuan yang belum
kita miliki.
ketiga
berkumpullah dengan
orang-orang yang banyak
ilmunya.
keempat
berlatih memasukkan
benang ke lubang jarum,
dan yang dipilih adalah
jarum yang ukuran paling
kecil.
kelima
maafkan selalu
kekurangan orang lain
yang mungkin membuat
Anda marah. yakinkan
diri bahwa setiap
manusia pasti memilki
kekurangan masing-
masing.
Dengan berpuasa, kita
harus bersabar dengan
rasa lapar dan haus yang
kita tanggung sejak pagi
hari hingga matahari
terbenam. Kita juga
harus bersabar dan
menahan lidah kita dari
mengucapkan yang tidak
baik atau marah-marah.
Jika ada yang mengajak
berkelahi, kita dianjurkan
untuk bersabar dan
menjelaskan kepada
orang itu bahwa kita
sedang berpuasa.
Saat berbuka puasa kita
juga dianjurkan bersabar
dan tidak menghabiskan
terlalu banyak makanan.
Kita juga dianjurkan
untuk memperbanyak
bacaan Al-Quran dan
shalat malam pada bulan
Ramadhan. Semuanya
membutuhkan kesabaran.
Istilah sabar sangat akrab
di telinga kaum Muslimin,
tetapi tidak semua orang
memahami dan
menghargai kesabaran.
Tidak jarang kesabaran
diidentikkan dengan
kelemahan dan
ketidakberdayaan. Orang
yang sabar kadang dilihat
sebagai orang yang
pengalah dan tak
berdaya. Padahal sabar
adalah sumber kekuatan.
Di dalam Al-Quran
dijelaskan bahwa satu
orang yang sabar mampu
mengalahkan sepuluh
lawan dalam
pertempuran, atau
setidaknya mereka
mampu menghadapi
lawan sebanyak dua kali
jumlah mereka (QS 8:
65-66). Ia juga merupakan
suatu anugerah yang
besar. Tentang ini
Rasulullah SAW bersabda,
"…dan tidaklah
seseorang itu diberi
sesuatu yang lebih baik
dan lebih lapang daripada
kesabaran." (Muttafaqun
Alaih)
Kesabaran merupakan
karakter yang sangat
mulia dan ia bisa diraih
dengan cara melatih dan
membiasakan diri
dengannya. Rasulullah
SAW pernah menjelaskan,
"…barang siapa yang
mensabar-sabarkan diri
(berusaha untuk sabar),
maka Allah akan
menjadikannya seorang
yang sabar …" (HR.
Bukhari). Bulan
Ramadhan merupakan
kesempatan yang besar
bagi seorang Muslim
untuk melatih kesabaran.
Ia dilatih untuk
mengontrol jiwanya dari
pengaruh hawa nafsunya.
Dengan begitu ia bisa
keluar dari bulan
Ramadhan sebagai
pribadi yang kuat dan
pandai mengendalikan
diri dan emosinya.
Sabar memiliki
pengertian yang luas.
Secara umum para ulama
menjelaskan bahwa sabar
memiliki tiga aspek, yaitu
sabar dalam menjalankan
perintah Allah, sabar
menahan diri dari yang
dilarang oleh-Nya, dan
sabar terhadap
ketetapan-Nya.
Menariknya, konsep
sabar juga mencakupi
hampir seluruh
pengertian kecerdasan
emosi (emotional
intelligence).
Dalam beberapa tahun
belakangan ini,
kecerdasan emosi sering
diperbincangkan dan
dianggap tidak kalah
penting, atau malah lebih
penting, dari kecerdasan
intelektual (IQ).
Kecerdasan emosi
dipercayai oleh sebagaian
ahli sebagai faktor yang
lebih penting dalam
menjamin kesuksesan
seseorang. Dan tidak
seperti IQ, kecerdasan
emosi bisa dilatih dan
dikembangkan.
Jika kita memperhatikan
penjelasan tentang
kecerdasan emosi,
ternyata konsep
kecerdasan ini juga
tercakup dalam konsep
kesabaran sebagaimana
akan dibahas nanti. Tapi
sebelumnya, marilah kita
perhatikan penjelasan
umum tentang
kecerdasan emosi
terlebih dahulu.
Apa yang dimaksud
dengan kecerdasan
emosi? Kapan dikatakan
seseorang memiliki emosi
yang cerdas? Setidaknya
ada dua ciri-ciri
kecerdasan emosi.
Pertama, seorang
dikatakan memiliki
kecerdasan emosi ketika
ia mampu mengendalikan
emosinya. Orang yang
tidak pandai
mengendalikan emosi,
atau orang yang sering
dikendalikan oleh
emosinya, merupakan
orang yang tidak cerdas
secara emosi.
Emosi memiliki banyak
bentuk. Ia bisa berupa
kemarahan, rasa takut,
rasa cinta atau keinginan
yang kuat, rasa cemas,
dan lain sebagainya.
Seorang yang tidak
pandai mengendalikan
emosi-emosi ini
merupakan orang yang
tidak cerdas secara
emosi.
Seorang yang memiliki IQ
tinggi tapi tidak pandai
mengontrol emosinya,
boleh jadi akan
menjumpai kegagalan
dalam hidupnya. Di
Amerika Serikat pernah
ada kasus di mana
seorang anak SMA
memiliki nilai sangat
bagus. Ia lulus dengan
nilai hampir semuanya
sembilan dan sepuluh.
Tapi ada satu mata
pelajaran di mana ia
mendapat nilai delapan
dan itu membuatnya
sangat gelisah.
Ia ingin masuk ke sebuah
universitas terbaik dan
nilai delapan itu
merupakan penghalang
bagi cita-citanya. Ia
mendatangi guru mata
pelajaran terkait dan
memohon agar bisa
menaikkan nilainya. Guru
tersebut menolak dan
menyatakan kalau
nilainya sudah final. Anak
ini begitu kecewa dan
frustrasi. Ia merasa
marah dan takut gagal. Ia
merasa kesal dengan
sang guru sampai
akhirnya ia menikam
guru itu dengan senjata
tajam.
Begitulah, anak dengan
nilai pelajaran begitu
tinggi, akhirnya
melanjutkan kariernya ke
penjara. Kasus ini
memperlihatkan betapa
kecerdasan emosi bisa
lebih menentukan
dibandingkan IQ dalam
menentukan kesuksesan
seseorang. Anak yang
cerdas tadi tidak pandai
mengendalikan emosinya,
dan ia pun akhirnya jatuh
dalam masalah yang
sangat serius.
16 September jam 21:48 ·
Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Ciri-ciri pertama
dari kecerdasan emosi ini
sudah tercakup di dalam
konsep sabar menurut
Islam. Dalam sebuah
hadith yang diriwayatkan
oleh Abu Hurairah ra
dikatakan bahwa
Rasulullah SAW pernah
bersabda, "Orang yang
kuat bukanlah yang
pandai bergulat, namun
orang yang kuat adalah
orang yang memiliki
jiwanya ketika
marah." (HR. Bukhari).
Dengan kata lain, orang
yang kuat adalah orang
yang mampu
mengendalikan emosinya.
Walaupun Rasulullah
tidak secara khusus
menyebutkan kata sabar
di dalam hadith ini, tapi
para ulama menjelaskan
hadith ini dalam konteks
kesabaran. Orang yang
mampu mengendalikan
emosinya adalah orang
yang sabar. Ketika ia
berhadapan dengan
situasi yang
mendorongnya merespon
dengan emosi negatif,
maka dalam situasi
semacam itu ia tetap
mampu memilih respons
emosi yang positif.
Ini seperti yang
digambarkan oleh
Abdullah bin Mas'ud
ketika ia berkata,
"Seakan-akan aku
memandang Rasulullah
SAW menceritakan salah
seorang nabi, yang
dipukuli oleh kaumnya
hingga berdarah,
kemudian ia mengusap
darah dari wajahnya
seraya berkata, 'Ya Allah
ampunilah dosa kaumku,
karena sesungguhnya
mereka tidak
mengetahui." (HR.
Bukhari) Orang-orang
semacam ini adalah
orang-orang yang kuat,
orang-orang yang sabar,
dan orang-orang yang
memiliki kecerdasan
emosi tinggi.
Ciri yang kedua dari
kecerdasan emosi adalah
’ kemampuan dalam
menunda pemuasan.’
Orang yang cerdas
emosinya, memiliki
kemampuan untuk
menunda pemuasan
dirinya. Sementara orang
yang tidak cerdas secara
emosi, cenderung ingin
memuaskan dirinya
sesegera mungkin.
Orang-orang yang mau
menunda pemuasan
dirinya, melakukan hal
itu karena mereka ingin
mendapatkan kepuasan
yang lebih sempurna di
masa depan. Dan itu
hanya bisa dilakukan
dengan cara menunda
pemuasan yang ada saat
ini. Oleh karenanya,
orang yang cerdas secara
emosi memiliki potensi
lebih besar dalam meraih
keberhasilan dalam
hidup.
Mari kita ambil
permisalan. Seorang anak
memutuskan untuk
belajar dan menahan
keinginannya nonton TV
demi meraih keberhasilan
di masa depan. Nonton
TV merupakan kepuasan
yang segera. Namun
dengan menahan diri, ia
hendak meraih kepuasan
yang lebih besar lagi di
masa depan.
Seorang pekerja
memutuskan untuk hidup
hemat dan menabung,
walaupun sebenarnya ia
bisa menghabiskan
uangnya untuk membeli
makanan yang enak-enak
atau membeli berbagai
kesenangan lainnya. Itu
semua merupakan
pemuasan diri yang
segera. Namun ia
memutuskan untuk
menundanya demi
kepuasan yang lebih
besar. Ia menabung dan
setelah uangnya banyak
ia menginvestasikannya,
sehingga ia bisa meraih
penghasilan lebih besar
suatu saat nanti.

Kamis, 23 Desember 2010

SUDAH MINTA MAAF TAPI GAK MAU MAAFIN

Dalam berinteraksi
dengan orang lain,
tentunya tidak terlepas
dari perbedaan. Akan
selalu ada perselisihan
yang terkadang membuat
kita kecewa, marah atau
bahkan dendam. Namun
untuk kita yang berada di
jalan dakwah,
seharusnyalah perbedaan
yang ada dan perselisihan
yang terjadi tidak
berakibat pada
perpecahan. Karena
sudah sunnatullah, bahwa
setiap manusia tidak
akan terlepas dari
kesalahan. Kesalahan itu
bahkan sudah dilakukan
sejak manusia pertama
Nabiyullah Adam a.s dan
para Nabi sesudahnya.
Tapi Allah kemudian
meluruskan kesalahan
dan kekeliruan para Nabi,
agar mereka tetap
terpelihara dari
kesalahan yang tak
berkesudahan.
Karenanya, memaafkan
memiliki arti yang begitu
istimewa dalam Islam,
sebab:
- Pemaaf adalah salah
satu sifat Allah,
- Memaafkan adalah sifat
yang dicintai oleh Allah,
- Memohon maaf kepada
Allah adalah salah satu
yang diperintahkan
kepada kita.
Begitu pentingnya arti
memaafkan, sehingga Al
Qur'an menggunakan 3
kata yang berbeda, yaitu:
1. mengampuni (ghofur),
terdapat dalam 234 ayat,
2. memaafkan ('afwu),
terdapat dlm 35 ayat,
3. memaafkan dan
berlapang dada (shofha),
terdapat dlm 8 ayat.
Bahkan dalam Q.S At-
Thaghobun : 14,
terangkum ketiga kata
tersebut.
Adapun keutamaan
memaafkan adalah
sebagai berikut:
1. Akan mendapatkan
ampunan dari Allah.
( "....dan hendaklah
mereka memaafkan dan
berlapang dada. Apakah
kamu tidak suka bahwa
Allah mengampunimu?
dan Allah Maha
Pengampun, Maha
Penyayang." Q.S An-Nur :
22).
2. Merupakan perbuatan
baik yang dicintai oleh
Allah ("Yaitu orang yang
berinfak, baik di waktu
lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan)
orang lain. Dan Allah
mencintai orang yang
berbuat kebaikan." Q.S
Ali-Imran : 134)
3. Salah satu jalan untuk
mendekatkan kepada
ketaqwaan
("....pembebasan itu lebih
dekat kepada taqwa.Dan
janganlah kamu lupa
kebaikan di antara kamu.
Sungguh, Allah Maha
Melihat apa yang kamu
kerjakan." Q.S Al-
Baqarah : 237).
4. Menambah kemuliaan
dan kehormatan.( "Allah
tidak akan menambah
kemaafan seseorang,
melainkan dengan
kemuliaan, dan tidaklah
seseorang merendahkan
dirinya karena Allah
melainkan Allah akan
meninggikan derajatnya."
Hadist muttafaq-alaih).
Dalam memberi maaf,
hendaklah memenuhi
adabnya, diantaranya
dengan keikhlasan,
dengan cara yang mudah,
tidak mempersulit dan
berbelit-belit, serta
berusaha menghapus luka
lama dan bersiap
membuka lembaran baru.
Mudah-mudahan kita
termasuk hamba-
hambaNya yang mau dan
mampu memaafkan,
serta berlapang dada
dalam memberi dan
meminta maaf. Karena
Rasulullah bersada dalam
salah satu hadistnya:
"Tidak halal bagi seorang
muslim meninggalkan
saudaranya diatas 3
malam. Ketika bertemu,
mereka saling
menghindar. Dan yang
paling baik dari kedua
orang itu adalah yang
memulai dengan salam".
09 Oktober jam 22:13 · Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Memaafkan dan
Kesehatan
Penelitian menggunakan
teknologi canggih
pencitraan otak seperti
tomografi emisi positron
dan pencitraan resonansi
magnetik fungsional
berhasil mengungkap
perbedaan pola gambar
otak orang yang
memaafkan dan yang
tidak memaafkan.
Orang yang tidak
memaafkan terkait erat
dengan sikap marah,
yang berdampak pada
penurunan fungsi
kekebalan tubuh. Mereka
yang tidak memaafkan
memiliki aktifitas otak
yang sama dengan otak
orang yang sedang stres,
marah, dan melakukan
penyerangan (agresif).
Demikian pula, ada
ketidaksamaan aktifitas
hormon dan keadaan
darah si pemaaf
dibandingkan dengan si
pendendam atau si
pemarah. Pola hormon
dan komposisi zat kimia
dalam darah orang yang
tidak memaafkan
bersesuaian dengan pola
hormon emosi negatif
yang terkait dengan
keadaan stres. Sikap
tidak memaafkan
cenderung mengarah
pada tingkat kekentalan
darah yang lebih tinggi.
Keadaan hormon dan
darah sebagaimana
dipicu sikap tidak
memaafkan ini
berdampak buruk pada
kesehatan.
Raut wajah, daya hantar
kulit, dan detak jantung
termasuk yang juga
diteliti ilmuwan dalam
kaitannya dengan sikap
memaafkan. Sikap tidak
memaafkan memiliki
tingkat penegangan otot
alis mata lebih tinggi,
daya hantar kulit lebih
tinggi dan tekanan darah
lebih tinggi. Sebaliknya,
sikap memaafkan
meningkatkan pemulihan
penyakit jantung dan
pembuluh darah.
Kesimpulannya, sikap
tidak mau memaafkan
yang sangat parah dapat
berdampak buruk pada
kesehatan dengan
membiarkan keberadaan
stres dalam diri orang
tersebut. Hal ini akan
memperhebat reaksi
jantung dan pembuluh
darah di saat sang
penderita mengingat
peristiwa buruk yang
dialaminya. Sebaliknya,
sikap memaafkan
berperan sebagai
penyangga yang dapat
menekan reaksi jantung
dan pembuluh darah
sekaligus memicu
pemunculan tanggapan
emosi positif yang
menggantikan emosi
negatif.
Kesehatan Jiwa
Selain kesehatan raga,
orang yang memaafkan
pihak yang
mendzaliminya
mengalami penurunan
dalam hal mengingat-
ingat peristiwa pahit
tersebut. Dalam diri
orang pemaaf, terjadi
pula penurunan emosi
kekesalan, rasa getir,
benci, permusuhan,
perasaan khawatir,
marah dan depresi
(murung).
Di samping itu, kajian
ilmiah membuktikan
bahwa memaafkan
terkait erat dengan
kemampuan orang dalam
mengendalikan dirinya.
Hilangnya pengendalian
diri mengalami
penurunan ketika orang
memaafkan dan hal ini
menghentikan dorongan
untuk membalas dendam.
Kedzaliman
Harry M. Wallace dkk
dari Department of
Psychology, Trinity
University, One Trinity
place, San Antonio, AS
menulis di Journal of
Experimental Social
Psychology, Vol 44, No. 2,
March 2008, hal 453-460
dengan judul
“ Interpersonal
consequences of
forgiveness: Does
forgiveness deter or
encourage repeat
offenses ?” (Dampak
Memaafkan terhadap
Hubungan Antar-manusia:
Apakah Memaafkan
Mencegah atau
Mendorong Kedzaliman
yang Terulang?). Hasil
penelitian ini
menyimpulkan bahwa
menyatakan pemberian
maaf biasanya
menjadikan orang yang
mendzalimi si pemaaf
tersebut untuk tidak
melakukan tindak
kedzaliman serupa di
masa mendatang.
Obat Memaafkan
Berdasarkan bukti
berlimpah sikap
memaafkan yang
berdampak positif
terhadap kesehatan jiwa
raga, kini di sejumlah
negara-negara maju
telah dilakukan berbagai
pelatihan menumbuhkan
jiwa pemaaf dalam diri
seseorang. Bahkan
perilaku memaafkan ini
mulai diujicobakan di
dunia kesehatan dan
kedokteran dalam
penanganan pasien
penderita sejumlah
penyakit berbahaya.
Orang yang menderita
resiko penyakit jantung
koroner dan tekanan
darah tinggi berpeluang
mendapatkan manfaat
dari sikap memaafkan.
Telah dibuktikan bahwa
10 minggu pengobatan
dengan menggunakan
“ sikap memaafkan”
mengurangi gangguan
kerusakan aliran darah
otot jantung yang dipicu
oleh sikap marah.
Rasa sakit kronis dapat
diperparah dengan sikap
marah dan kesal
(dendam). Penelitian
terhadap orang yang
menderita sakit kronis
pada punggung bawah
menunjukkan bahwa rasa
marah, sakit hati dan
sakit yang dapat
dirasakan secara
inderawi lebih berkurang
pada mereka dengan
sikap pemaaf yang lebih
besar.
Kampanye Memaafkan
Gerakan memaafkan
yang dipimpin oleh
Everett L. Worthington
Jr., profesor psikologi di
Virginia Commonwealth
University, AS. Prof.
Worthington adalah
seorang psikolog klinis
yang juga menjabat
Direktur Marital
Assessment, Therapy and
Enrichment Center (Pusat
Penilaian, Pemulihan dan
Pengokohan Perkawinan)
di Universitas tersebut.
Situs ini menyediakan
informasi seputar
berlimpah hasil penelitian
seputar memanfaatkan
ditinjau dari berbagai
disiplin ilmu. Selain itu
abstrak makalah
konferensi ilmiah tentang
memaafkan, nama para
ilmuwan dan pusat-pusat
penelitian ilmiah tentang
memaafkan ini juga
dapat dijumpai di situs
ini.
Selain dampak baiknya
pada kesehatan jasmani
dan rohani, kaitan antara
erat sikap memaafkan
dengan hubungan antar-
manusia, seperti
hubungan suami istri,
anggota keluarga,
maupun anggota
masyarakat juga telah
banyak diteliti. Sikap
memaafkan berpengaruh
baik pada pemulihan
hubungan antar-manusia
tersebut.
“ Memaafkan dapat
mengobati seseorang,
perkawinan, keluarga,
masyarakat, dan bahkan
segenap bangsa. Kami
mengajak Anda
bergabung dengan
masyarakat-memaafkan
kami dan menjadi bagian
dari usaha yang semakin
berkembang dalam
rangka menyebarluaskan
anjuran memaafkan ke
seluruh dunia. Kami
menawarkan situs ini
untuk mempelajari
penelitian ilmiah tentang
memaafkan, dan berbagi
pengalaman Anda sendiri
tentang memaafkan,
atau terilhami oleh orang
lain. Memaafkan adalah
sebuah keputusan dan
sekaligus sebuah
perubahan nyata dalam
pengalaman emosi.
Perubahan dalam emosi
itu terkait erat dengan
kesehatan raga dan jiwa
yang lebih baik. ”
Demikian papar
www.forgiving.org
Hikmah Ilahiah
Nampaknya, ilmu
pengetahuan modern
semakin menegaskan
pentingnya anjuran
memaafkan sebagaimana
diajarkan agama. Di
dalam Al Qur ’an, Hadits
maupun teladan Nabi
Muhammad SAW,
memaafkan dan berbuat
baik kepada orang yang
mendzalimi merupakan
perintah yang sangat
kuat dianjurkan. Salah
satu ayat berkenaan
dengan memaafkan
berbunyi:
“ Dan balasan suatu
kejahatan adalah
kejahatan yang setimpal,
tetapi barangsiapa
memaafkan dan berbuat
baik (kepada orang yang
berbuat jahat) maka
pahalanya dari Allah.
Sungguh, Dia tidak
menyukai orang-orang
zalim. ” (QS. Asy Syuuraa,
42:40). Anda mau sehat?
Belajarlah memaafkan
mulai hari ini.
09 Oktober jam 22:15 · Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Yang terpenting
anda sudah minta maaf,
dan berlaku baiklah pada
mereka yang tak mau
memaafkan. insyaAlloh
semua akan mudah
terselesaikan.wallohu'alam

APAKAH NAFSU KAMILAH DAPAT DI MILIKI ATAU MEMANG SUDAH ANUGERAH.??

Nafsu Kamilah, yaitu
nafsu yang telah
sempurna bentuk dan
dasarnya, sudah dianggap
cakap untuk
mengerjakan irsyad
( petunjuk ) dan
menyempurnakan
penghambaan kepada
Allah SWT. Orangnya
dapat di sebut sebagai
mursyid dan mukammil
( orang yang
menyempurnakan ) atau
insan kamil, yang dalam
pengalaman para sufi
telah tercapai tajjali
( terbuka, tak bertabir ),
asma' wa as-sifat ( nama
dan sifat ), baqa'billah
( berada bersama Allah ),
fana fillah ( hancur dalam
Allah ), ilmunya ilmu
ladunni minallah ( ilmu
anugrah Allah ).
Dengan demikian nafsu
sebagai unsur rohani
manusia pada tingkat
tertentu dapat diarahkan
kepada perbuatan baik
dan pada tingkat
tertentu pula manusia
bisa dirongrong dan di
goda hawa nafsu
sehingga terseret ke
lembah kehinaan. Jika
telah demikian, hawa
nafsu telah merajalela
dan mengganas,
menjerumuskan manusia
ke tempat yang hina,
tempat yang paling
rendah, yang Allah SWT
telah janjikan akan
mengembalikan manusia
ke tempat seperti itu.
Nafsu Kamilah, letaknya
di kedalaman dada yang
paling dalam. Sifat-
sifatnya: Ilmul yaqin,
ainul yaqin, dan haqqul
yaqin.
bisa di miliki kalau kita
berusaha...wallohu'alam

Selasa, 21 Desember 2010

BAGAIMANA CARA MENGUJI KESABARAN KITA.??

Ada pendapat
ulama yang mengatakan
sabar lebih utama dari
syukur, dan ada juga yang
berpendapat syukur lebih
utama dari sabar.
Sementara itu Umar bin
Khattab berkata, “
Seandainya sabar dan
syukur itu berupa 2 ekor
unta, maka aku tidak
peduli mana diantaranya
yang akan aku naiki ”. Ini
berarti kedudukan sabar
dan syukur sama
pentingnya, juga seperti
sabda rasulullah SAW, ”
Pemberi makan yang
bersyukur ialah setingkat
dengan orang berpuasa
yang bersabar ” (Al
Bukhari, At Tirmidzi, Ibnu
Majjah). Meskipun dalam
Al Qur ’an lebih banyak
kita temukan ayat-ayat
tentang sabar dari pada
ayat-ayat tentang syukur,
namun dari sisi bobotnya
sama, misalnya :
” Apabila kamu bersyukur,
maka benar-benar akan
Aku tambah nikmat
(kepada kalian)
…” (Ibrahim: 7).
“Dan sesunggguhnya
Kami akan memberikan
balasan kepada orang-
orang yang bersabar
dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah
kamu kerjakan ”. (An
Nahl: 96).
Sesungguhnya segala
sesuatu yang terjadi di
alam semesta ini tidak
terlepas dari Qodho
(Ketetapan) dan Qodar
(kehendak) Allah. Hal ini
sudah tercermin dalam
salah satu rukun iman
kita, yaitu percaya
kepada Qodho dan Qodar
Allah. Hanya dengan
sekedar percaya saja kita
sudah dapat dikatakan
beriman. Namun apakah
kita semua sudah cukup
puas hanya dengan
percaya saja? Tentunya
bila kita menginginkan
iman kita lebih baik lagi,
maka bukan hanya
mempercayainya saja,
namun kita menyikapi
qodho dan qodar itu
dengan bersabar dan
bersyukur.
“ Katakanlah: “Sekali-kali
tidak akan menimpa
kami, melainkan apa
yang telah ditetapkan
oleh Allah bagi kami.
Dialah pelindung kami,
dan hanya kepada Allah
orang-orang yang
beriman harus
bertawakal ”. (At
Taubah:51).
Ketetapan dan kehendak
Allah ada 2 jenis:
1. Ketetapan dan
kehendak Allah terhadap
diri kita dan alam
semesta
Terhadap diri kita dan
alam semesta dapat
berupa nikmat maupun
musibah. Kita tidak
pernah tahu sebelumnya
kapan nikmat dan
musibah tersebut akan
terjadi terhadap diri kita,
dan biasanya kita baru
dapat mengetahuinya
setelah kejadian, dan itu
yang disebut dengan
takdir. Namun takdir
yang akan terjadi
terhadap alam semesta
(sunnatullah = hukum
alam) dapat diprediksi
dengan menggunakan
kemajuan teknologi.
Sehingga manusia dapat
menghindarinya dari
musibah bencana alam.
Contoh: Halilintar,
tsunami, gempa bumi.
Bila menghadapi musibah
maka disunnahkan untuk
menyebut “Inna lillaahi
wa inna ilaihi roojiuun”
2. Ketetapan dan
kehendak Allah dari diri
kita
Yaitu berupa ketetapan
syar ’i yang tidak dapat
dirubah lagi oleh
manusia. Contoh: Aturan
sholat, haji, dll.
Bila semuanya sudah
menjadi ketentuan Allah
apa yang harus kita
perbuat? Yaitu dengan
doa, karena hanya
dengan do ’a kita dapat
memohon kepada Allah
agar dihindari dari segala
takdir yang buruk.
“ Aku mengabulkan
permohonan orang-orang
yang berdo ’a, apabila ia
memohon kepada-Ku,
hendaklah mereka itu
memenuhi (segala
perintah) Ku, dan
hendaklah mereka
beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu dalam
kebenaran ” (Al Baqarah:
186)
Jadi pada hakekatnya
seluruh do ’a kita akan
dikabulkan Allah, namun
tergantung dari kita
apakah kita sudah
memenuhi segala
perintah-Nya atau belum.
Do ’a dapat Allah
kabulkan dalam beberapa
cara:
1. Dikabulkan secara
tunai.
2. Diganti dengan yang
lebih baik
3. Ditunda
4. Dibalas di akhirat
Sesungguhnya apapun
yang kita kerjakan maka
tidak akan mepengaruhi
kedudukan Allah. Kita
bersyukur manfaatnya
tidak kembali kepada
Allah, ingkar (kufur) juga
mudhorotnya tidak
kembali kepada Allah,
melainkan kepada kita
sendiri.
“ Jika kamu berbuat baik
(berarti) kamu berbuat
baik bagi dirimu sendiri,
dan jika kamu berbuat
jahat, maka (kejahatan)
itu bagi dirimu
sendiri. ” (Al Isra’: 7)
Bersyukur atas nikmat
adalah bukti bagi
lurusnya keimanan dalam
jiwa manusia. Dan orang
yang bersyukur kepada
Allah akan selalu
merasakan
muroqobatullah
(Kebersamaan Allah)
dalam mendayagunakan
kenikmatan-Nya, dengan
tidak disertai
pengingkaran, perasaan
menang dan unggul atas
makhluk lainnya, dan
penyalahgunaan nikmat.
Mensyukuri nikmat yaitu
dengan mengungkapkan
rasa kesyukuran dengan 3
azaz:
1. Mengakui di dalam
bathin
2. Mengucapkannya
dengan lisan,
3. Menggunakan nikmat
sesuai dengan kehendak
pemberi nikmat.
Manfaat syukur:
1. Mensucikan jiwa
2. Mendorong jiwa untuk
beramal sholeh dan
mendayagunakan
kenikmatan secara baik
melalui hal-hal yang
dapat
menumbuhkembangkan
kenikmatan tersebut.
3. Menjadikan orang lain
ridho dan senang kepada
jiwa itu dan kepada
pemiliknya, sehingga
mereka mau membantu
dan menolongnya.
4. Memperbaiki dan
melancarkan berbagai
bentuk interaksi dalam
sosial masyarakat,
sehingga harta dan
kekayaan yang dimiliki
dapat terlindung dengan
aman.
06 Desember jam 23:37 · Suka ·
Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Pengertian sabar
adalah tabah hati tanpa
mengeluh dalam
menghadapi
godaan dan rintangan
dalam jangka waktu
tertentu dalam rangka
mencapai tujuan. Dalam
agama, sabar merupakan
satu diantara stasiun-
stasiun (maqamat)
agama, dan satu anak
tangga dari tangga
seorang salik dalam
mendekatkan diri kepada
Allah. Struktur maqamat
agama terdiri dari (1)
Pengetahuan (ma`arif)
yang dapat dimisalkan
sebagai pohon, (2) sikap
(ahwal) yang dapat
dimisalkan sebagai
cabangnya, dan (3)
perbuatan (amal) yang
dapat dimisalkan sebagai
buahnya. Seseorang bisa
bersabar jika dalam
dirinya sudah terstruktur
maqamat itu. Sabar bisa
bersifat fisik, bisa juga
bersifat psikis.
Karena sabar bermakna
kemampuan
mengendalikan emosi,
maka nama sabar
berbeda-beda tergantung
obyeknya.
1. Ketabahan
menghadaapi musibah,
disebut sabar,
kebalikannya adalah
gelisah (jaza`) dan keluh
kesah (hala`)
2. Kesabaran menghadapi
godaan hidup nikmat
disebut, mampu menahan
diiri (dlobth an Nafs),
kebalikannya adalah
tidak tahanan (bathar).
3. Kesabaran dalam
peperangan disebut
pemberani, kebalikannya
disebut pengecut
4. Kesabaran dalam
menahan marah disebut
santun (hilm),
kebalikannya disebut
pemarah (tazammur)
5. Sabar dalam
menghadapi bencana
yang mencekam disebut
lapang
dada,kebalikannya
disebut sempit dadanya.
6. Sabar dalam
mendengar gossip disebut
mampu
menyembunyyikan
rahasia(katum).
7. Sabar terhadap
kemewahan disebut
zuhud, kebalikannya
disebut
serakah, loba (al hirsh).
8. Sabar dalam menerima
yang sedikit disebut kaya
hati (qana`ah),
kebalikannya disebut
tamak, rakus (syarahun)
Ada tiga tingkatan orang
sabar :
1. Orang yang dapat
menekan habis dorongan
hawa nafsu hingga tidak
ada perlawanan
sedikitppun, dan orang
itu bersabar secara
konstan.
Mereka adalah orang
yang sudah mencapai
tingkat shiddiqin.
2. Orang yang tunduk
total kepada dorongan
hawa nafsunya sehingga
motivasi agama sama
sekali tidak dapat
muncul. Mereka
termasuk
kategori orang-orang
yang lalai (al ghofilun).
3. Orang yang senantiasa
dalam konflik antara
dorongan hawa nafsu
dengan dorongan
keberagamaan. Mereka
adalah orang yang
mencampuradukkan
kebenaran dengan
kesalahan.
Secara ppsikologis,
tingkatan orang sabar
dapat dibagi menjadi
tiga,
yaitu :
1. Orang yang sanggup
meninggalkan dorongan
syahwat. Mereka
termasuk kategori orang-
orang yang bertaubat (at
Taibin).
2. Orang yang ridla
(senang/puas) menerima
apapun yang ia terima
dari Tuhan, mereka
termasuk kategori zahid.
3. Orang yang mencintai
apapun yang diperbuat
Tuhan untuk dirinya,
mereka termasuk
kategori shidddiqin.Meski
sabar itu konotasinyya
positip, tetapi belum
tentu tepat. Oleh karena
itu hukum sabar terbagi
tiga, yaitu wajib, sunnat
dan makruh.Menyaksikan
anggauta keluarganya
terlibat maksiat
misalnya, bersabar dalam
arti tabah hati tanpa
mengeluh adalah makruh,
tetapi sabar ketika selalu
gagal dalam berusaha
memperbaiki mereka
adalah wajib.Kembali
kepada pengertian
sabar : tabah hati tanpa
mengeluh dalam
menghadapi rintangan
dalam jangka waktu
tertentu dalam rangka
mencapai tujuan, maka
kunci kesabaran adalah
kesadaarn atas tujuaan
yang ingin dicapai. Orang
yang lupa tujuan biasanya
tidak mampu
mengendalikan emosi
ketika menghadapi
keadaan yang tidak
mengenakkan.Tetapi
sabar juga ada batasnya,
oleh karena itu
kesabaran harus
selalu dievaluasi secara
dinamis. Kesabaran juga
biasanya berhubungan
erat dengan perasaan
syukur. Artinya orang
yang pandai berterima
kasih biasanya ia
penyabar, sedangkan
orang yang tidak
mengerti
berterima kasih (kufr
ni`mat) biasanya
emosinya mudah
digelitik.
Dalam usaha problem
solving menyangkut
berbagai urusan
kehidupan,
sabar merupakan
kekuatan yang sangat
besar dan efektip. Oleh
karena
itu al Qur ’an secara jelas
mengingatkan agar
dalam upaya memohon
pertolongan kepada
Tuhan, jangan lupa
membangun infrastruktur
psikologinya yang terdiri
dari kesabaran dan doa
(salat). Ya
ayyuhalladzina amanu
ista`inu bis sobri was
salat, innalloha ma`a as
sobirin (Q/2:153).

MENYEBUT AIB TEMAN DG TUJUAN MEMBATUNYA

bagaimana mungkin
seorang mukmin ringan
mengumbar aib
saudaranya. Padahal,
sudah jelas-jelas Allah
swt. melarang
menceritakan keburukan
sesama mukmin. Firman-
Nya dalam surah Al-
Hujurat ayat 12, “Hai
orang-orang yang
beriman, jauhilah
kebanyakan dari
prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu
adalah dosa dan
janganlah kamu mencari-
cari kesalahan orang lain
dan janganlah sebagian
kamu menggunjing yang
lain. Sukakah salah
seorang di antara kamu
memakan daging
saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik. Dan
bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang. ”
anda boleh menceritakan
masalah saoudara anda ,
tapi jangan menyebut
namanya.
perumapaannnya saja
yang disebutkan.

Senin, 20 Desember 2010

BAGAIMANA MENGATASI IRI HATI.??

Berikut ini adalah
beberapa obat untuk
menyembuhkan penyakit
hati kita :
1. Tidak Banyak Bicara
Terlalu banyak bicara
dapat membuat hati kita
menjadi keras.
Berbicaralah yang tidak
penting secukupnya dan
hindari menjadi orang
yang omong besar,
omdo / omong doang,
pembual, tukang bohong,
ghibah, ngerumpi, dan
lain sebagainya. Banyak
bicara dalam kebaikan
boleh-boleh saja seperti
untuk mengajar, petugas
pelayanan, ngobrol biasa
dengan teman, tetangga,
keluarga, dan lain
sebagainya.
2. Menjaga Emosi Dan
Nafsu
Emosi dapat membuat
hidup menjadi tidak
tenang. Oleh karena itu
kita sebaiknya selalu
menjaga emosi kita agar
tidak menjurus ke
penyakit hati. Beberapa
contoh nafsu yang harus
kita tundukkan antara
lain seperti nafsu akan
harta, nafsu seks, nafsu
makan, nafsu jabatan,
nafsu marah, nafsu
mewujudkan impian, dan
lain sebagainya. Salah
satu cara untuk melatih
emosi dan nafsu kita
adalah dengan
melakukan ibadah puasa,
baik puasa sunah maupun
puasa wajib ramadhan.
3. Selalu Mengingat Allah
SWT
Ada beberapa cara untuk
dapat selalu mengingat
Allah SWT yaitu seperti
dengan rajin sholat baik
sholat wajib lima waktu,
shalat tahajud, sholat
dhuha, solat malam, dan
lain-lain. Selain itu zikir,
doa dan mengaji atau
membaca al-qur'an juga
dapat menghindarkan
kita dari penyakit hati.
Diharapkan dari
mengingat Allah SWT kita
menjadi takut atas
ancaman Allah SWT jika
kita melakukan dosa
yang disebabkan oleh
penyakit hati dan
perbuatan maksiat.
4. Bergaul Dengan Orang
Saleh / Soleh
Dengan berteman dengan
orang-orang yang penuh
dengan penyakit hati
hanya akan menulari kita
dengan penyakit-
penyakit itu sehingga
kita akan semakin jauh
dari Allah. Salah
pergaulan juga dapat
menambah dosa akibat
perbuatan maksiat yang
baik disadari atau tidak
telah kita lakukan. Lain
hal apabila kita bergaul
dengan orang shaleh
yang selalu menjaga dan
membatasi diri dalam
pergaulan agar mereka
tidak terjerumus dalam
maksiat.
Semoga anda selalu
terhindar dari penyakit
hati, serta masalah yang
disebabkan olehnya.