Kamis, 23 Desember 2010

SUDAH MINTA MAAF TAPI GAK MAU MAAFIN

Dalam berinteraksi
dengan orang lain,
tentunya tidak terlepas
dari perbedaan. Akan
selalu ada perselisihan
yang terkadang membuat
kita kecewa, marah atau
bahkan dendam. Namun
untuk kita yang berada di
jalan dakwah,
seharusnyalah perbedaan
yang ada dan perselisihan
yang terjadi tidak
berakibat pada
perpecahan. Karena
sudah sunnatullah, bahwa
setiap manusia tidak
akan terlepas dari
kesalahan. Kesalahan itu
bahkan sudah dilakukan
sejak manusia pertama
Nabiyullah Adam a.s dan
para Nabi sesudahnya.
Tapi Allah kemudian
meluruskan kesalahan
dan kekeliruan para Nabi,
agar mereka tetap
terpelihara dari
kesalahan yang tak
berkesudahan.
Karenanya, memaafkan
memiliki arti yang begitu
istimewa dalam Islam,
sebab:
- Pemaaf adalah salah
satu sifat Allah,
- Memaafkan adalah sifat
yang dicintai oleh Allah,
- Memohon maaf kepada
Allah adalah salah satu
yang diperintahkan
kepada kita.
Begitu pentingnya arti
memaafkan, sehingga Al
Qur'an menggunakan 3
kata yang berbeda, yaitu:
1. mengampuni (ghofur),
terdapat dalam 234 ayat,
2. memaafkan ('afwu),
terdapat dlm 35 ayat,
3. memaafkan dan
berlapang dada (shofha),
terdapat dlm 8 ayat.
Bahkan dalam Q.S At-
Thaghobun : 14,
terangkum ketiga kata
tersebut.
Adapun keutamaan
memaafkan adalah
sebagai berikut:
1. Akan mendapatkan
ampunan dari Allah.
( "....dan hendaklah
mereka memaafkan dan
berlapang dada. Apakah
kamu tidak suka bahwa
Allah mengampunimu?
dan Allah Maha
Pengampun, Maha
Penyayang." Q.S An-Nur :
22).
2. Merupakan perbuatan
baik yang dicintai oleh
Allah ("Yaitu orang yang
berinfak, baik di waktu
lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan)
orang lain. Dan Allah
mencintai orang yang
berbuat kebaikan." Q.S
Ali-Imran : 134)
3. Salah satu jalan untuk
mendekatkan kepada
ketaqwaan
("....pembebasan itu lebih
dekat kepada taqwa.Dan
janganlah kamu lupa
kebaikan di antara kamu.
Sungguh, Allah Maha
Melihat apa yang kamu
kerjakan." Q.S Al-
Baqarah : 237).
4. Menambah kemuliaan
dan kehormatan.( "Allah
tidak akan menambah
kemaafan seseorang,
melainkan dengan
kemuliaan, dan tidaklah
seseorang merendahkan
dirinya karena Allah
melainkan Allah akan
meninggikan derajatnya."
Hadist muttafaq-alaih).
Dalam memberi maaf,
hendaklah memenuhi
adabnya, diantaranya
dengan keikhlasan,
dengan cara yang mudah,
tidak mempersulit dan
berbelit-belit, serta
berusaha menghapus luka
lama dan bersiap
membuka lembaran baru.
Mudah-mudahan kita
termasuk hamba-
hambaNya yang mau dan
mampu memaafkan,
serta berlapang dada
dalam memberi dan
meminta maaf. Karena
Rasulullah bersada dalam
salah satu hadistnya:
"Tidak halal bagi seorang
muslim meninggalkan
saudaranya diatas 3
malam. Ketika bertemu,
mereka saling
menghindar. Dan yang
paling baik dari kedua
orang itu adalah yang
memulai dengan salam".
09 Oktober jam 22:13 · Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Memaafkan dan
Kesehatan
Penelitian menggunakan
teknologi canggih
pencitraan otak seperti
tomografi emisi positron
dan pencitraan resonansi
magnetik fungsional
berhasil mengungkap
perbedaan pola gambar
otak orang yang
memaafkan dan yang
tidak memaafkan.
Orang yang tidak
memaafkan terkait erat
dengan sikap marah,
yang berdampak pada
penurunan fungsi
kekebalan tubuh. Mereka
yang tidak memaafkan
memiliki aktifitas otak
yang sama dengan otak
orang yang sedang stres,
marah, dan melakukan
penyerangan (agresif).
Demikian pula, ada
ketidaksamaan aktifitas
hormon dan keadaan
darah si pemaaf
dibandingkan dengan si
pendendam atau si
pemarah. Pola hormon
dan komposisi zat kimia
dalam darah orang yang
tidak memaafkan
bersesuaian dengan pola
hormon emosi negatif
yang terkait dengan
keadaan stres. Sikap
tidak memaafkan
cenderung mengarah
pada tingkat kekentalan
darah yang lebih tinggi.
Keadaan hormon dan
darah sebagaimana
dipicu sikap tidak
memaafkan ini
berdampak buruk pada
kesehatan.
Raut wajah, daya hantar
kulit, dan detak jantung
termasuk yang juga
diteliti ilmuwan dalam
kaitannya dengan sikap
memaafkan. Sikap tidak
memaafkan memiliki
tingkat penegangan otot
alis mata lebih tinggi,
daya hantar kulit lebih
tinggi dan tekanan darah
lebih tinggi. Sebaliknya,
sikap memaafkan
meningkatkan pemulihan
penyakit jantung dan
pembuluh darah.
Kesimpulannya, sikap
tidak mau memaafkan
yang sangat parah dapat
berdampak buruk pada
kesehatan dengan
membiarkan keberadaan
stres dalam diri orang
tersebut. Hal ini akan
memperhebat reaksi
jantung dan pembuluh
darah di saat sang
penderita mengingat
peristiwa buruk yang
dialaminya. Sebaliknya,
sikap memaafkan
berperan sebagai
penyangga yang dapat
menekan reaksi jantung
dan pembuluh darah
sekaligus memicu
pemunculan tanggapan
emosi positif yang
menggantikan emosi
negatif.
Kesehatan Jiwa
Selain kesehatan raga,
orang yang memaafkan
pihak yang
mendzaliminya
mengalami penurunan
dalam hal mengingat-
ingat peristiwa pahit
tersebut. Dalam diri
orang pemaaf, terjadi
pula penurunan emosi
kekesalan, rasa getir,
benci, permusuhan,
perasaan khawatir,
marah dan depresi
(murung).
Di samping itu, kajian
ilmiah membuktikan
bahwa memaafkan
terkait erat dengan
kemampuan orang dalam
mengendalikan dirinya.
Hilangnya pengendalian
diri mengalami
penurunan ketika orang
memaafkan dan hal ini
menghentikan dorongan
untuk membalas dendam.
Kedzaliman
Harry M. Wallace dkk
dari Department of
Psychology, Trinity
University, One Trinity
place, San Antonio, AS
menulis di Journal of
Experimental Social
Psychology, Vol 44, No. 2,
March 2008, hal 453-460
dengan judul
“ Interpersonal
consequences of
forgiveness: Does
forgiveness deter or
encourage repeat
offenses ?” (Dampak
Memaafkan terhadap
Hubungan Antar-manusia:
Apakah Memaafkan
Mencegah atau
Mendorong Kedzaliman
yang Terulang?). Hasil
penelitian ini
menyimpulkan bahwa
menyatakan pemberian
maaf biasanya
menjadikan orang yang
mendzalimi si pemaaf
tersebut untuk tidak
melakukan tindak
kedzaliman serupa di
masa mendatang.
Obat Memaafkan
Berdasarkan bukti
berlimpah sikap
memaafkan yang
berdampak positif
terhadap kesehatan jiwa
raga, kini di sejumlah
negara-negara maju
telah dilakukan berbagai
pelatihan menumbuhkan
jiwa pemaaf dalam diri
seseorang. Bahkan
perilaku memaafkan ini
mulai diujicobakan di
dunia kesehatan dan
kedokteran dalam
penanganan pasien
penderita sejumlah
penyakit berbahaya.
Orang yang menderita
resiko penyakit jantung
koroner dan tekanan
darah tinggi berpeluang
mendapatkan manfaat
dari sikap memaafkan.
Telah dibuktikan bahwa
10 minggu pengobatan
dengan menggunakan
“ sikap memaafkan”
mengurangi gangguan
kerusakan aliran darah
otot jantung yang dipicu
oleh sikap marah.
Rasa sakit kronis dapat
diperparah dengan sikap
marah dan kesal
(dendam). Penelitian
terhadap orang yang
menderita sakit kronis
pada punggung bawah
menunjukkan bahwa rasa
marah, sakit hati dan
sakit yang dapat
dirasakan secara
inderawi lebih berkurang
pada mereka dengan
sikap pemaaf yang lebih
besar.
Kampanye Memaafkan
Gerakan memaafkan
yang dipimpin oleh
Everett L. Worthington
Jr., profesor psikologi di
Virginia Commonwealth
University, AS. Prof.
Worthington adalah
seorang psikolog klinis
yang juga menjabat
Direktur Marital
Assessment, Therapy and
Enrichment Center (Pusat
Penilaian, Pemulihan dan
Pengokohan Perkawinan)
di Universitas tersebut.
Situs ini menyediakan
informasi seputar
berlimpah hasil penelitian
seputar memanfaatkan
ditinjau dari berbagai
disiplin ilmu. Selain itu
abstrak makalah
konferensi ilmiah tentang
memaafkan, nama para
ilmuwan dan pusat-pusat
penelitian ilmiah tentang
memaafkan ini juga
dapat dijumpai di situs
ini.
Selain dampak baiknya
pada kesehatan jasmani
dan rohani, kaitan antara
erat sikap memaafkan
dengan hubungan antar-
manusia, seperti
hubungan suami istri,
anggota keluarga,
maupun anggota
masyarakat juga telah
banyak diteliti. Sikap
memaafkan berpengaruh
baik pada pemulihan
hubungan antar-manusia
tersebut.
“ Memaafkan dapat
mengobati seseorang,
perkawinan, keluarga,
masyarakat, dan bahkan
segenap bangsa. Kami
mengajak Anda
bergabung dengan
masyarakat-memaafkan
kami dan menjadi bagian
dari usaha yang semakin
berkembang dalam
rangka menyebarluaskan
anjuran memaafkan ke
seluruh dunia. Kami
menawarkan situs ini
untuk mempelajari
penelitian ilmiah tentang
memaafkan, dan berbagi
pengalaman Anda sendiri
tentang memaafkan,
atau terilhami oleh orang
lain. Memaafkan adalah
sebuah keputusan dan
sekaligus sebuah
perubahan nyata dalam
pengalaman emosi.
Perubahan dalam emosi
itu terkait erat dengan
kesehatan raga dan jiwa
yang lebih baik. ”
Demikian papar
www.forgiving.org
Hikmah Ilahiah
Nampaknya, ilmu
pengetahuan modern
semakin menegaskan
pentingnya anjuran
memaafkan sebagaimana
diajarkan agama. Di
dalam Al Qur ’an, Hadits
maupun teladan Nabi
Muhammad SAW,
memaafkan dan berbuat
baik kepada orang yang
mendzalimi merupakan
perintah yang sangat
kuat dianjurkan. Salah
satu ayat berkenaan
dengan memaafkan
berbunyi:
“ Dan balasan suatu
kejahatan adalah
kejahatan yang setimpal,
tetapi barangsiapa
memaafkan dan berbuat
baik (kepada orang yang
berbuat jahat) maka
pahalanya dari Allah.
Sungguh, Dia tidak
menyukai orang-orang
zalim. ” (QS. Asy Syuuraa,
42:40). Anda mau sehat?
Belajarlah memaafkan
mulai hari ini.
09 Oktober jam 22:15 · Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Yang terpenting
anda sudah minta maaf,
dan berlaku baiklah pada
mereka yang tak mau
memaafkan. insyaAlloh
semua akan mudah
terselesaikan.wallohu'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar